-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Asal Mula Ayam Kampung Super
Kenapa ayam kampung super? kenapa tidak ayam broiler saja, kira-kira asal mula ayam tersebut dari mana ya? ya nampaknya topik ini sedang hot dibicarakan, layaknya trending topik di twitter saja dengan hash tag #ayamkampungsuper. Ada apa dengan ayam kampung super di tahun 2013 ini? Diketahui bersama bahwa beberapa tahun belakangan ini telah terjadi booming unggas jenis ini, dari sabang sampai merauke pun menjadi saksi keberadaan ayam kampung ini. Sebenarnya dari manakah asal mula ayam kampung super ini dimulai? Beberapa sumber yang kami dapatkan ternyata berawal dari breder besar di ayam ras/broiler yang mana pada waktu itu membuat suatu terobosan baru dalam ternak ayam kampung. Namun respon pasar pada saat itu tidak seperti yang diharapkan, menurut sumber yang kami dapatkan banyak peternak yang merugi karena hasil panen tidak mampu diserap pasar dengan baik. Muncul pertanyaan baru lagi di benak kita, ayam kampung super yang seperti apakah yang mampu diserap pasar dengan baik?bagaimanapun juga hasil panen lah yang menentukan keberhasilan usaha ternak ayam kampung bukan?
Era tahun 80-an merupakan tahun keemasan
para peternakan unggas rakyat indonesia, dari ternak pedaging hingga
petelur semua merasakan manisnya keuntungan yang cukup menggiurkan,dari
peternak skala kecil 500ekor hingga skala yang besar 5000ekor merasakan
hal yang sama, pada saat itu pemerintah juga berperan aktif untuk
memajukan peternakan rakyat dengan memangkas bea masuk bibit dari luar
negeri yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternakan
rakyat. Kala itu subsektor peternakan ayam ras mengalami revolusi
peternakan dan mensukseskan pelita I masa orde baru. Namun sayang sekali
lagi-lagi kita sangat tergantung dengan impor dari negara maju, iptek
dan inovasi yang dimiliki negara maju menjadikan kita sangat
ketergantungan dengan pengadaan bibit dan bahan baku pakan dari luar
negeri, yang secara nyata hal ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi
ekonomi dunia sehingga pada saat krisis ekonomi tahun 1998 sektor ini
sangat tergoncang hebat karena kita sangat tergantung dengan dollar
dalam hal ini terkait pengadaan bibit dan bahan baku pakan dari negara
maju. Menurut sumber kami disinyalir bahwa iptek dan inovasi memang
mampu meningkatkan produksi namun juga mengakibatkan peternak kecil
kita di semakin terpuruk ekonominya (link sumber). Komoditas
peternakan yang paling banyak yaitu telur dan daging, untuk telur kala
itu masih memakai white leghorn, telur masih berwarna putih dan
ukurannya besar seperti telur yang sekarang ini sudah berwarna
kecoklatan.
Terkadang jumlah yang mayoritas
mengalahkan sesuatu yang lebih sedikit jumlahnya, entah itu benar atau
salah seringkali jumlah lebih banyak selalu dianggap yang paling
populer, padahal belum tentu demikian. Seperti di ayam kampung
kebanyakan memiliki warna coklat,hitam dan blirik namun ada juga yang
memiliki warna kuning,putih dan keemasan. “Ga gitu juga kali,,,” seperti
jargon tayangan di televisi, belum tentu yang minoritas itu kurang
menarik dan dikaitkan dengan ayam sayur(baca: ayam potong)? Beberapa
sumber yang kami dapatkan ayam potong pun di negeri asalnya ternyata
juga mayoritas warna hitam, cek sumber videonya di link ini
Karena di Negeri ini mayoritas ayam pedaging berwarna putih tak heran
jika terkadang jika ada ayam kampung yang berwarna putih dikaitkan
dengan ayam ras pedaging. Padahal masih banyak juga ayam kampung yang memang warna bulunya dominan putih seperti dibawah ini:
Secara tidak sengaja kami menemukan beberapa kelompok peternak ayam kampung
yang malah cenderung menyukai warna putih dan bersih tanpa cela,
informasi yang kami peroleh bahwa menurut kepercaayaan penduduk sekitar
warna hitam melambangkan iblis dan tidak baik dikonsumsi masyarakat
penduduknya dan dipercaya akan mendatangkan musibah, daerah tersebut
terletak di salah satu daerah yang berada di kepulauan bangka dan
belitung yang terkenal dengan lokasi syuting film layar lebar “Laskar
Pelangi”, namun apa mau dikata budaya dan adat istiadatnya berlaku
demikian, meski rasa dan aromanya sama yang namanya kepercayaaan tetap
saja dipegang teguh dan dianut sepanjang masa.
Poin yang terpenting dalam hal pengembangan usaha ternak ayam kampung
adalah kualitas dan efisiensi hasil panennya, apalah artinya jika
mendatangkan keuntungan yang tinggi di peternak namun dagingnya tidak
disukai pasar, berlaku juga jika hasilnya sangat disukai pasar namun
biaya produksi di tingkat peternak tidak sebanding dengan harga jualnya.
Tampaknya kita sudah seharusnya lebih arif untuk mencari keunggulan di
semua sisi tersebut, baik harga dan kualitas sehingga tidak ada lagi
yang saling menjatuhkan satu dengan yang lain. Indonesia sangat kaya
akan warisan budaya dan tradisi, terlebih lagi sumber daya alam yang
sangat mencukupi jika kita mau meneliti dan mengembangkannya lebih dalam
lagi. Sejalan dengan program pemerintah yaitu kewirausahaan nasional, ternak ayam kampung
jika dikelola secara teritegrasi dan profesional cepat atau lambat
muncul kemandirian dalam usaha serta mendorong terciptanya lapangan
kerja baru yang tidak terbatas.
sumber: http://www.ayamkampungku.com
Posting Komentar